Diam-diam Allah menganugerahkan anjuran agar manusia tidak mengumbar dan menghabis-habiskan kegembiraan dan pesta pora sesuai bulan Ramadhan.
Mungkin agar tabungan kebahagiaan kita di sorga bisa bertumpuk sebanyak-banyaknya.
Makan jangan terlalu banyak. Kita dididik untuk belajar ngincipi sejumput makanan, dan selebihnya kita nikmati dengan cara memandanginya saja, untuk kita investasikan untuk kegembiraan yang lebih tinggi kelak. Justru itulah nikmatnya berpuasa. Menahan diri di depan makanan dan kenikmatan.
Bukankah sehari sesudah Idul Fitri, justru tatkala kita sedang berada di puncak kemenangan dan pesta -- Allah malah men-sunnat-kan kita untuk melakukan puasa Syawal, yang produk pahala, kemuliaan dan kenikmatannya berlipat-lipat?
(Emha Ainun Nadjib/Seri PadangBulan (179)/1999/PadhangmBulanNetDok)
Emas dan Tanah
6 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar