Senin, 12 Oktober 2009

Ber-husnul khatimah Sekarang Juga Karena Tak Ada Jaminan Ketika Maut

Akan tetapi tidak jarang terjadi orang yang pada mulanya ingat kepada Allah Swt tiba-tiba menjadi lupa kepada-Nya karena dahsyat dan pedihnya sakaratul maut. Oleh karena itu Rasulullah Saw sendiri pun ketika ajalnya telah dekat memohon kepada Allah agar dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut, "Allahumma hawwin 'alaina fi sakarat al-maut".

Dan kepada ummatnya, beliau mengajarkan sebuah doa "Allahumma inna nas-aluka salamatan fid-din, wa 'afiatan fil-jasad, wa ziyadatan fil-ilmi, wa barakatan fir-rizqi, wa taubatan qablal maut, wa rahmatan 'indal maut, wa maghfiratan ba'dal maut, hawwin 'alaina fi sakaratil-maut, wan-najata minan-nar, wal'afwa 'indal hisab".

Secara lebih spesifik dapat dikatakan bahwa apabila seseorang di akhir hayatnya mengingat Allah, itulah husnul khatimah. Sebaliknya yang melupakan Allah, itulah su'ul khatimah. Oleh karena itu Rasulullah menyuruh menalqin (mengajari) orang yang mendekati ajal dengan kalimat la ilaha illa Allah.

Setiap muslim pasti menginginkan akhir hayatnya husnul khatimah. Tapi tidak seorang pun dapat menjamin dan memastikan. Akhir hayat setiap manusia adalah rahasia Allah. Dalam hal ini Rasul bersabda. Dicuplik dari sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas咊d, Rasulullah bersabda (diterjemahkan secara bebas kurang lebih): "Demi Allah yang tiada sesembahan selain Ia, bahwa seseorang dari kalian sungguh telah melakukan amal kebajikan sehingga membawanya sehasta lagi masuk ke sorga, tapi kemudian ia berbuat kejahatan dan menjerumuskannya ke neraka. Dan bahwa seseorang dari kalian sungguh telah melakukan perbuatan jahat sehingga membawanya sehasta lagi masuk ke neraka, tapi keburu ia melakukan amal kebajikan dan membawanya masuk ke sorga".
(Seri PadangBulan (208)/1999/PadhangmBulanNetDok)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar